Pagi yang cerah diperumahan tempatku tinggal kebetulan di.masyarakat nakes khususnya perawat atau bidan dianggap mempunyai banyak solusi dan pengetahuan bidang kesehatan walaupun padahal ya belum tentu
Sama seperti ku yang dianggap mempunyai solusi bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan kesehatan..
"Mas aku ini pilek demam enggak sembuh sembuh trus badan loyo ' demikian papar pak Abdullah kepadaku.
"Waduh pak mungkin disaat seperti ini kita perlu waspada terutama menyangkut keluhan saluran nafas..
Bapak besok coba ke dokter Stephanus spesialis penyakit dalam di klinik Mugi sehat untuk diperiksa ya..di swab antigen biar cepat hasilnya...
" Ya udah mas terima kasih..berapa mas biayanya ini
"Aih bapak gak usahlah orang saya gak ngapa ngapain...
Sejurus kemudian pak Abdullah keluar melewati teras rumah dan karena pak Abdullah dan mertuaku adalah teman satu kerjaan dulu sebelum pensiun disebuah perusahaan gula swasta di daerahku maka mereka terlibat chit chat( ngobrol)
Waduh aku mau ngingetin prihal ini takut tersinggung akhir ya kubiarkan mereka ngobrol asyik di teras.
Besoknya benar badai itu datang..
Mertua laki laki batuk batuk ..
Mertua perempuan ngletak lemah dan batuk trus anak perempuan pertamaku lemes muntah muntah
Dan hilang penciuman....
Akhirnya kurawat dirumah mereka dengan memberikan infusan dan beberapa obat setelah konsultasi dengan dokter...
Aduh masuk juga Covid ke rumahku setelah kusadari gejala gejala itu tampak..
Anak Perempuanku nangis gak bisa mencium ,mertua perempuan juga ngletsk tak berdaya kadang jika duduk trus diem tidur mungkin.merasakan perjuangan melawan covid 19 ini
Alhamdulillah anak dan mertua perempuan 3 hari dah banyak perbaikan dan terkesan sembuh total
..dengan berbagai obat atas saran seorang dokter...Hi D vit D dosis tinggi dan obat simtomatis seperti kombinasi antibiotik dan obat batuk serta Dexamethason...aku tidak tahu apa itu berfungsi tapi nanti akan ada penjelasannya disaat ceritaku.sabar ya....
Mereka berdua pulih tinggal mertua laki laki ya belum. Dikamar ya aku sering menghantar obat dan menjelaskan..aku gak tau mungkin masa virulensi lagi aktiv mungkin sudah menyebar dan lagi menyebar diruangan aku gak paham tapi aku tetep berprotokol kesehatan tapi yah itulah resiko kontak erat akhirnya aku....terpapar juga
Pagi itu ada nakes perawat teman kerjaku ninggal tapi kami interaksi sudah lama tidak terjadi semenjak sakit dia sudah isoladi dirumah trus comorbidnya/ penyakit pemberatnya adalah jantung,diabet dan kegemukan dan istrinya adalah tim ses seorang kepala daerah yang beberapa waktu lalu terpapar, dia juga terpapar bahkan ternyata dia terdeteksi 2 x dan akhirnya menginfeksi suaminya dan keluarga besarnya dan temanku ini ninggal..tapi yah semoga dia Khusnul khatimah...
Singkat cerita hari itu tanggal 16 Desember 2020 aku menghadiri pemakaman temanku...dan malam harinya aku merasa kok betisku nyeri, trus badan ku biasanya dengan tidur di AC buka baju pun aku gak kedinginan tapi malem itu kenapa kedinginan nah curiga aku...
Mertua sudah 5 hari masih belum sembuh batuknya gejalanya dia meresa suhu biasa aku cek dengan Thermo gun juga cuma 36,9 nah kataku normal ini tapi yg semua hampir sama adalah tidur dia pengenya tidur terus loyo..obat obatan tetep kulanjutkan...
Akhirnya hari itu kuputuskan untuk isolasi mandiri..diruang yg hanya menggunakan karpet aku meregang menahan covid selama beberapa hari maklum aku cuma bisa dan enak diam tidur dan akhirnya hari ketiga karena menunggu pemeriksaan swab PCR rombongan maka kuputuskan periksa berdua bersama bapak mertua...yang mana dia sudah hampir 8 hari menderita..
Semakin hari semakin berat..aku kira tubuhku pegal karena tidur diatas karpet saja ternyata setelah aku minta kasur lantai untuk yg agak empuk masih sama..pegal...
Hari Kehari panas ku cuma 37,5 pikirku gak terlalu panas
Aku berusaha minum apa aja dari ilmu otodidak pengobatannku
Ku minum kombinasi obat yang mana aku gak yakin bisa ngobati karena memang itu bukan standarnya tapi masa bodoh tiap gejala datang kuminum Ciprofoxacin, colortusin kombinasi obat batuk panas dan ambriksol serta Dexamethason...lumayan membantu tapi yah besok datang lagi...
Hari ke 5 aku terinfeksi keluar semua urtikaria dan aku berpikir menghibur diri ini chikungunya buktinya ada gabag dan kini linu aku juga sudah pernah meresa chikungunya waktu ngobatin seluruh tetangga yg punya gejala panas linu dan alhasil aku kena juga saat itu dan menang chikungunya linunya bisa bertahan sebulan lebih...trus aku juga pernah kena DBd bedanya hanya di cekot cekot di kepala, chikungunya gak sampe cekot cekot tapi DBd rasanya ajipp kepala kayak mau pecah, tapi ini tidak batuk juga tidak mirip corona tapi mirip chikungunya pikirku.maklum kadang kita sudah tau gejal pun dan pernah belajar pintar ternyata pengalaman pribadi dan merasakan penderitaan langsung membuat penalaran kita matang dan ok,
ditambah hasil swab pcr juga lama keluar.membuat ku hibur diri ah ini chikungunya..
Aku pikir urtikaria karena gak mandi sudah semingguan tapi salah..hari berlalu dan tepat seminggu hasil PCR keluar aku dan bapaku dinyatakan positip trus kami lanjut isolasi. Kalau bapak sudah lebih sepuluhan hari aku terinfeksi dari bapak terpaut 5 harian..
Total 10 hari aku meregang melawan virus yg katanya mematikan dan benar aku memang ketakutan banget waktu itu tapi doa dan pasrah membuatku bertahan ditambah ada temen yg kirim alat saturasi oksigen untuk memantau dan kucek 95 dan sejak awal tidak ada gangguan nafas maka kuputuskan lanjut isolasi dirumah. Jika turun aku segera lari ke rumah sakit itu pikiranku,karena takut juga ada istilah happy hipoxia alias badan kelihatan sehat tapi saturasi oksigen turun karena covid ini mengikat oksigen lho.....sepuluh hari pass bener perjuangan itu dihari terakhir pikirku jika tidak panas lagi berarti aku sembuh...
Alhamdulilah hari ke sepuluh..besoknya sudah tidak panas
Anehnya selama sakit aku tetep mau makan tapi tidak ada APETTIT/ nafsu makan..dan kutimbang BB ku turun 5 kg trus makanan itu kemana hehehe ini diriku lho setiap orang pasti berbeda gejalanya dan kisahnya..
15 hari swsb untuk follow up ternyata bapak mertua sudah negatif dan aku.masih positip , dan wajar kan aku dengan bapak terpaut 5 hari pikirku...akhirnya aku lanjut isolasi dan memang menurut juknis masa virulensi buat yg bergejala sedang sampai berat kisaran 20 hari dan untuk yg ringan 15 hari...bapak akhirnya bebas walaupun.masih ada batuk batuk berangsur angsur membaik
15 hari pasca swsb ke dua untuk follow up aku cek lagi karena harus menunggu rombongan..dan aku belum dapat hasil maklum Labkesda kewalahan saking banyaknya sample hingga bisa 3 SD 7 hari hasil baru keluar hasil tapi yah GPP aku masih isolasi walaupun.nenurut juknis sudah cukup tapi karena rasa sreg dan khawatir masih menular aku tetep minta ijin istirahat sampe hasil Fik keluar aku negatif dimana temen kerjaku. Mungkin masih ngeri ngeri sedep jika aku masuk tanpa hasil follow up negatif...
Demikian lah kisahku yang mungkin tiap orang beda gejala dan permasalahannya tetep semangat berprotokol kesehatan walaupun jika kita ditakdirkan terpapar pasti akan ada jalanya terjadi ketetapan Allah SWT.
Semoga bermanfaat ini semua dan agak lupa ya sugesti teman berupa sop bawang 8 siung direbus dengan 3 gelas air serta minyak kayu putih yang aku aplikasikan juga membantu banyak peningkatan kesehatan ,sop membuat tubuhku hangat dan metabolisme lancar sedang minyak kayu putih membuat semua longgar pernapasan lebih plong
Mungkin jika diaplikasikan diwaktu sehat bisa jadi kita gak gampang kena covid 19 ok semoga bermanfaat
Jangan lupa komentarnya nya bye
Wasalam by admins
Tidak ada komentar:
Posting Komentar